Menjelang pemilihan presiden (pilpres) yang bakal diselenggarakan pada 17 April ke depan, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membatah melakukan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax.
Usai menghadiri jumpa pers di kantornya pada Minggu, 10 Februari 2019 kemarin, Djoko Siswanto selaku Direktur Jenderal Migas ESDM mengatakan yakni tidaklah, (penurunan harga BBM) bukan sebab tahun politik. Sudah jelas penurunan BBM ini didasari data dan fakta aktual yang telah digodok sejak lama oleh pemerintah.
Menurut Djoko, penurunan harga BBM nonsubsidi ini telah dipertimbangakan oleh pemerintah sejak di awal tahun lalu kemudian menyusul penurunan harga minyak dunia. Penguatan nilai rupiah untuk dolar Amerika Serikat juga kurang lebihya membuat harga BBM dapat lebih ditekan dari sebelumnya.
Djoko juga mengatakan bahwa penurunan harga BBM ini bisa diwajarkan, karena harga minyak dunia pernah mencapai US$106 per barelnya. Untuk di bulan per Februari 2019 ini, harga minyak ada di kisaran US$56,55 dolar, sehingga mengalami penurunan hampir setengahnya. Secara logika yang sederhananya, yaitu bila nilai kurs konstan dan harga minyak dunia turun maka dipastikan harga BBM dapat turun juga.
Selanjutnya, Djoko pun mengungkapkan lagi yakni sejak awal di tahun lalu pemerintah pun membentuk sebuah formula harga jual maksimum dan minimum BBM untuk eceran yang tertuang dalam peraturan menteri ESDM Nomor 34 Tahun 2018.
Menurut Djoko, dari formula itu membuat setiap badan usaha BBM asing ataupun lokal bisa menetapkan harga jual bahan bakar dengan tidak merugikan konsumen, atau sesama badan usaha terlebih pemerintah.
Dalam hal ini dari dasar Permen sendir terkait hal ini Badan Usaha BBM memperbolehkan untuk menetapkan harga jual rendah hingga 5 persen dan paling tinggi 10 persen dari harga dasarnya.
Djoko menerangkan yakni jadi, harga jual untuk eceran jenis BBM umum di SPBU/SPBN bakal menjadi lebih diwajarkan dan fair bagi untuk masyarakat dan Badan Usaha. Pemerintah bakal memberikan sebuah saknsi bagi setiap badan usaha BBM yang ketahuan mematok harga jual di atas batas maksimum dan dibawah batas minimum dari formula tersebut.